Sunday, September 16, 2007

Museum is FLOODED

Mimpi lageee....the first dream in Ramadhan. Tapi kali ini, mimpinya bisa dibilang yahh...biasa2 aja. Berhubung biasa2 aja, jadi banyak bagian yang gw inget dengan jelas di sini (jangan2 gw emang ga mimpi nih!) *nyubit pipi* Tapi tetep aja yang namanya mimpi, alur ceritanya ga ketebak.

So, mimpi ini bermula ketika gw dan temen2 seangkatan kelas 1 di SMA Tarakanita 1, tengah mengantri di siang bolong yang panas teriknya naudzubillah minzalik. Kita semua lagi pada pake seragam rok kotak2 yang uda jadi ciri khasnya kita. Ngantri apaan? Kita tepatnya ngantri untuk masuk ke sebuah museum pusat kota yang gambarannya hampir mirip sama Museum of Natural History di film "Night at the Museum". Antrian untuk bisa masuk ke dalam museum itu puanjaaaaaaaang banget. Dan antrian itu semuanya antrian anak2 seangkatan satu SMA ini.

Saking panjangnya, antrian pun sampai mencapai kira2 15 meter dari museum itu sendiri. Jadi kita semua pada antri di trotoar, kipas2, dan menunggu kapan proses masuk ke dalam museum itu berakhir jadi kita bisa pada ngadem di dalamnya. Antrian itu lamaaaaa banget jadi kita harus terdiam beberapa saat. Kayanya walaupun uda siang, museum belom buka.

Sampai2 ada temen yang ngantri di depan gw (she exists in the real world, sekelas pula, but I'm not going to say who) ga berhenti mengeluh sampai keringatnya mengucur. Di tengah2 trotoar di mana kita pada mengantri, gw merhatiin bapak2 yang uda tua. Dia menghampiri trus bilang.

"Abis ini ada hujan gede trus banjir."

Gw mulanya ga percaya. Masa ada hujan gede di siang bolong yang panasnya minta ampun? Tapi lain dengan temen2, yang begitu mendengar ucapan orang tua itu, mereka langsung berhamburan menuju ke museum. Antrian pun bubar, bar, bar...karena temen2 pada panik semua dan ga pake ngantri lagi untuk masuk ke dalam museum.

Tapi yang kita semua kira bahwa museum uda buka ternyata salah besar. Pintu utama museum besar itu masih tertutup rapat. Gw inget banget gambaran pintunya gimana. Besarnya kira2 mencapai 2 lantai satu rumah dan terbuat dari kayu antik yang keras (pasti langka tuh, kalo aja ada). Model2 pintu masuk ke istana jaman pertengahan.

Alhasil, anak2 seangkatan yang uda pada capek ngantri pun pada menumpuk di depan pintu utama yang berupa teras luas. Banyak anak2 yang pada senderan pada pilar2 klasik ala Yunani atau Romawi kuno. Gw pun ikut sender2an di sana.

Itu ga sampe pada akhirnya kita semua mendengar bunyi gerakan pintu terbuka. Pintu utama museum yang besarnya "wow" banget itu terbuka lebar dengan sendirinya dan menimbulkan suara derit yang cukup keras. Anak2 pada berteriak kegirangan, berakhirlah kesengsaraan kita dijemur di matahari.

Tapi itu ga berakhir, sampe akhirnya gw melihat fosil tyranosaurus terpampang di hadapan gw saat kita semua memasuki museum yang dalamnya luaaaaaaaaas banget. Ini model tyranosaurus yang ada di Night at the Museum tapi ukurannya agak kecilan. Ruangan tengah itu berbentuk hall luas dengan dinding2 tinggi tapi sepi banget. Nampaknya murid2 Tarki inilah yang menjadi pengunjung pertama pada hari ini. Omongan2 kecil kita aja sampe membuat gema pada ruangan itu. Hall yang berdekorasi minimalis dengan warna coklat walnutnya (model yang sering kita lihat di ballroom hotel 5 star), jadi rame deh. Namun anehnya, replika2 atau patung2 yang biasanya ditemukan menghiasi museum, tidak terlihat di hall yang kosong oblong itu (cuman ada patung T-rex itu doang).

Tanpa basa basi lagi, keluarlah 2 cewek tour guide museum yang siap mengantar kita mengelilingi museum itu.

"Karena banyaknya jumlah kalian, maka kalian akan kami bagi menjadi 2 kelompok." ujar salah satu dari mereka.

Pembagian kelompok itu diakukan secara singkat. Gw lupa gimana prosesinya. Yang jelas gw ikut kelompok 2.

"Untuk kelompok 1, kalian akan saya bawa menuju ruang studio kecil (????) di mana kalian akan menonton film tentang sejarah alam. Untuk kelompok 2, kalian akan dibawa mbak yang ada di ujung situ menuju ruang studio yang lain yang besar. Kelompok 2 akan menonton film yang sama dengan kelompok 1." jelas salah seorang tour guide, "Kelompok 1 akan pergi ke studio duluan, kelompok 2 akan menunggu sampai semua kelompok 1 masuk ke dalam studio."

Perlahan tapi pasti, kelompok 1 berbondong2 bergerak mengikuti tour guide itu menuju ke salah satu pintu yang besar dan lebarnya hampir sama dengan pintu masuk tadi. Setelah menunggu beberapa saat, terdengar bunyi "kriiieeeeeet......" yang bergema di hall. Kita semua, dari hall, bisa melihat dengan jelas isi ruangan dibalik pintu yang akan dimasuki kelompok 1. Itu sebuah koridor kosong yang panjang dan sepertinya akan menuju ke ruangan studio. Still, koridor itu berdekorkan minimalis.

Sampai kelompok 1 benar2 telah memasuki koridor tersebut, pintu itu kembali menutup dengan sendirinya dengan bunyi "blam".

"Baiklah, kelompok 1 sudah tidak terlihat, sekarang kita akan menuju ke ruang studio kita sendiri. Ikuti saya." ujar mbak yang memimpin kelompok 2. Tapi nampaknya dewi mimpi seperti pengen gw meloncati adegan di mana gw memasuki pintu yang mengarah ke ruang studio kelompok 2, so I didn't know what else happened after it.
*****

Setelah gw tersadar, yang gw dapatin adalah gw berada di luar museum. Ga tau kenapa bisa ada di situ. Padahal terakhir kali gw nyadar gw masih di dalam museum. Seolah ada yang mindahin gw. Hujan turun dengan deras dan seketika itu pula, banjir pun datang. Jadi inget sama orang tua yang tadi gw temuin. Temen2 pun ga ada di sekitar gw. Gw rasa mereka masih ada di dalam museum deh.

Banjir makin deras dan meninggi. Sambil ngobok gw memasuki museum. Rok gw uda basah. Banjir mencapai pinggul gw. Keadaan uda kacauu! Parahnya lagi, halaman museum itu juga uda banjir. Tapi nampaknya, berhubung museum itu ada di tanah lebih tinggi, gw harap air ga akan membanjiri museum.

Basah kuyup, gw masuk ke dalam museum dan menemukan....hall tengah itu ga lagi sepi tapi ramai dengan pengunjung. Malahan, ga terlihat satu anak pun yang memakai baju rok kotak2. Uh-oh, apa ini artinya mereka uda pada pulang lalu gw ditinggal?

Sebelom mengeksplor museum untuk mencari mereka, gw ke toilet dulu untuk kencing dan ngeringin rok pake tissue. Toilet museum pun juga didesain sedemikian rupa. Dengan dekor minimalis dan keramik gelapnya yang ngingetin gw sama dekor di Hotel Mulia. Toilet ceweknya menyerupai koridor panjang dan luas dengan bilik2 WC di sisi2nya.

Sesudah kencing dan ngeringin rok pake tissue, gw bergegas keluar toilet lalu menemukan museum itu bukan seperti museum lagi, melainkan seperti layaknya mall, dengan lampu kelap kelip dan banyaknya cafe dan bar di sisi2 jalan. Hall uda ga seluas tadi, malahan mengecil jadi kaya koridor di mall. (Hey, where the heck was I? Was I still in the same museum or the museum toilet connected to some other place? Tau ah, gelap!)

Saat gw melintasi beberapa cafe, gw menemukan salah satu cafe yang pintunya dibatasi kaca. Dari kaca itu gw lihat beberapa orang yang tengah makan2 di dalamnya menonton sebuah film melalui 2 TV kecil yang digantung di langit2. Film itu tampaknya film tentang...sejarah alam (di cafe??)

Uda gitu, gw kembali mencari temen2 sampe akhirnya menemukan satu pintu. Di balik pintu itu rupanya ruang teater untuk menonton bioskop. Di layar gede yang terpampang, film yang sama yaitu tentang sejarah alam juga tengah dipertontonkan. Saat itu sedang nayangin scene tentang dinosaurus. Di salah satu baris tempat duduk, gw nemuin beberapa temen deket yang emang exist di dunia nyata. Rupanya mereka lagi nungguin gw dan bilang kalo gw sempet ngilang. Setelah beberapa saat menonton film, ajaibnya, rok kembali kering.

Abis itu, gw ga inget apa2 lagi. Kayanya seinget gw, gw bangun pas waktu sahur deh.

No comments: